22.1.17

Tentang Luka

Berhati-hatilah dengan mulut (kata-kata) dan perilakumu kepada orang lain
Kita tidak pernah tahu sedalam apa keduanya akan menancap
Menorehkan luka kepada orang lain, entah disengaja ataupun tidak..

Jangan menyepelekan, bahwa hanya dengan meminta maaf lalu semuanya mudah dan selesai 
Aku, kamu, siapapun (harusnya) paham bahwa ikhlas itu (terkadang) sulit;
Aku, kamu, siapapun (harusnya) paham bahwa tidak semua orang adalah sama

Tidak semua orang mudah memaafkan
Tidak semua orang pemaaf 

3.9.16

Begini begitu

 “ Ih males ah disamping x mah, tar gue kalah saing”

 Orang cantik/manis/imut atau apalah itu sebutannya. Mereka semua adalah orang-orang yang terlahir lebih “sempurna” dibanding orang lain. Faktornya banyak, ada karena memang cantik alami yang berasal dari gen kedua orang tuanya atau yang dibuat-buat. Cantik or Ganteng or Cakep itu memang relatif, tapi orang dengan rupa ini terkadang sering menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian orang tidak beruntung dari mereka. Kenapa gue bilang tidak lebih beruntung? Karena setiap orang punya riwayat hidup yang berbeda-beda sehingga mereka pun terlahir berbeda – beda. Orang yang tidak seberuntung si beauty ini terkadang iri. Mungkin ada yang biasa saja dengan menerima dengan lapang dada tapi mungkin  ada juga yang tidak terima dengan berbagai alasan. Beberapa waktu yang lalu, ada pemberitaan terkait dengan nasib the cantikers and the gantengers. Contohnya di usir nya si gantengers ini dari negara nya karena kegantengan itu. Kadang kita bingung sendiri, loh kenapa gak bangga punya warga negara yang tercantik atau terganteng?? Ini malah diusir. Huft. Derita para the cantikers and the gantengers. Selain itu, ada juga orang yang tidak terlalu beruntung, mereka berusaha untuk bisa mendapatkan predikat the cantikers or the gantengers. Dengan apa??? Yap, oplas! Mereka melakukan berbagai “perubahan” pada diri mereka untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Kadang ada saja orang secara alami tergolong beruntung malah melakukan oplas untuk membuat beberapa bagian tubuh mereka menjadi terlihat “lebih sempurna”. Itu tadi bagi orang – orang yang memiliki tekad yang terlalu kuat untuk melakukan perubahan dan tantangan di kehidupan mereka yang terlalu ekstrem. Nah kalo kita bicara tentang di kehidupan biasa dan dengan orang – orang yang tidak terlalu menantang sang the cantikers and the gantengers merasa harus ekstra sabar menghadapi lingkungan sekeliling. Hal yang umum di hadapi adalah ketika the cantikers dan the gantengers menjadi sorotan di lingkungan nya. Mereka terkadang menjadi trendsetter baik di sekolah, kampus, atau kantor. Disini mereka yang terlibat harus benar – benar “terlihat sempurna” di depan banyak orang. Bukan hanya fisik tetapi juga setiap gerak gerik harus terlihat tak ada noda sedikitpun. Dengan kondisi ini, sebagian mereka berasa menjadi superstar dan dimanapun mereka berada semua orang pasti akan tertuju padanya. Namun ada juga sebagian lain yang merasa minder, karena walau memiliki paras yang oke tapi mereka cenderung untuk tidak terlalu memanfaatkannya. Ada salah satu hal yang terjadi ketika kita berteman dengan the cantikers and the gantengers, pamor kita bisa tiba – tiba naik karena kita beruntung bisa berteman atau lebih tepatnya diterima sebagai teman oleh si the cantikers and the gantengers. Setiap hangout bareng pasti kita juga secara gak langsung menjadi trendsetter orang – orang. Bagi pecinta selfie tentu hal ini sangat berhubungan. Kenapa?? Karena the cantikers dan gantengers ini merasa paling laku untuk foto dibanding teman – teman mereka yang tidak beruntung. Namun di sisi lain, ada juga the cantikers and the gantengers yang merasa sedih dan pilu ketika mereka ingin membaur dengan teman – teman mereka yang tidak seberuntung dirinya malah tidak menerima kehadiran mereka di photo frame mereka. Dengan alasan kalah saing, sering ucapan teman yang tidak beruntung ini menyakitkan hati sang the cantikes and the gantengers karena mereka merasa percuma memiliki paras indah namun tak memiliki benar – benar teman. Mulai sekarang coba hargai perbedaan, karena perbedaan melengkapi perjalanan hidup kita.


*efek kebanyakan tidur yang berdampak insomnia* 

9.8.16

Bila Salat 5 Waktu Terlaksana

Q       BILA SUBUH UTUH          :
1.       Pagi pun tumbuh
2.       Hati terasa teduh
3.       Pribadi tidak angkuh
4.       Keluarga tidak keruh
5.       Maka damai berlabuh






Q       BILA DZUHUR TERATUR :
1.       Diri jadi jujur
2.       Hati tidak kufur
3.       Jiwa selalu bersyukur
4.       Amal ibadah tidak udzur
5.       Keluarga akur
6.       Maka pribadi jadi makmur
 





Q       BILA ASHAR KELAR          :
1.       Jiwa jadi sabar
2.       Raga jadi tegar
3.       Senyum pun menyebar
4.       Insha Allah rezeki lancar




Q       BILA MAGHRIB TERTIB   :
1.       Ngaji menjadi wajib
2.       Wirid jadi karib
3.       Jauh dari aib
4.       Insha Allah syafaat tidak raib
  





Q       BILA ISYA TERJAGA          :
1.       Malam bercahaya
2.       Hati damai sejahtera
3.       Insha Allah hidup pun bahagia  





Sepotong Bulan Untuk Berdua




Malam ini...
Saat dikau menatap bulan
Yakinlah kita melihat bulan yang sama
Mensyukuri banyak hal
Berterima kasih atas segalanya
Terutama atas kesempatan untuk saling mengenal
Esok pagi semoga semuanya dimudahkan

Malam ini...
Saat dikau menatap bulan
Yakinlah kita menatap bulan yang satu
Percaya akan kekuatan janji – janji masa depan
Keindahan hidup sederhana, berbagi, dan bekerja keras
Mencintai sekitar dengan tulus dan apa adanya

Malam ini...
Saat dikau menatap bulan
Yakinlah kita menatap bulan yang itu
Semoga Yang Maha Memiliki Langit memberikan kesempatan
Suatu saat nanti
Kita menatap bulan
Dari satu bingkai jendela 



By : Tere Liye 

14.6.16

Will be continued?

Pada malam itu aku menatap bulan melalui bingkai jendela rumah, bulan itu tampak terang berderang berbeda dari malam-malam sebelumnya. Semakin ku lihat cahaya bulan itu, semakin ku teringat akan dirinya. “Apa kau saat ini sedang menatap bulan itu?” atau bahkan mungkin kau tidak memperdulikan bulan itu?, ya, aku berharap kau memperdulikan bulan itu. Malam ini aku mensyukuri banyak hal, selain masih diberi kesempatan menatap bulan yang indah ini, terutama saat ini aku bersyukur atas kesempatan untuk mengenal dirinya walaupun belum sempat berkenalan langsung karena aku hanya berpapasan dengannya. Sama sekali tidak ada prasangka apapun ketika aku berjalan di taman kota sore itu, karena setiap kali berjalan ke taman itu tidak ada sesuatu hal yang spesial. Hanya berjalan melihat pemandangan, anak-anak yang sedang bermain, dan para pasangan yang sedang menghabiskan waktu senja mereka. Dan seperti biasanya aku berjalan sendiri ditemani makanan yang aku beli di tempat jajanan sekitar taman dan juga air mineral yang aku bawa dari rumah. Sesuatu yang menyenangkan bagiku berkunjung ke taman kota dan aku melakukan aktivitas ini setidaknya tiga kali seminggu karena saat ini aku sudah di bangku kuliah dan memiliki waktu lebih, tidak seperti waktu sekolah yang hanya libur dua hari. Pada akhirnya aku menutup malam ini dengan berdoa agar suatu saat aku akan bertemu dengannya lagi. Karena semakin ku ingat semakin aku penasaran dengan dia.
***
Kring… kring… kring…. Alarm berbunyi.
Aku pergi ke kampus, seperti biasa aku menjadi salah satu orang yang terlalu awal datang ke kelas. Dikelas sudah ada 2 orang temanku yang memang sudah menjadi langganan datang awal. Biasanya aku menghabiskan waktu di kampus hanya setengah hari dan selebihnya kadang aku berkumpul dengan teman-teman atau langsung pulang ke rumah bila tidak ada tugas tambahan. Dalam hal bergaul aku bisa dibilang sebagai orang yang easy going karena aku biasanya bisa berbaur dengan siapa saja jadi aku tidak terlalu merasa kesepian, namun aku juga membatasi waktu untuk orang lain dan waktu untukku sendiri atau me-time. Karena aku tidak ingin saat aku ingin merileksasikan pikiran ada yang menganggunya. Oleh karena itu kalau aku pergi jalan-jalan ke taman kota aku hanya sendiri dan jarang sekali mengajak teman kalau memang tidak ada event di taman kota yang seru untuk dinikmati bersama teman-teman. 
            ***
Hari libur pun datang, aku sangat bersemangat sekali memulai hari ini karena hari ini jadwalku adalah pergi ke taman kota. Ku siapkan botol air minum, handuk wajah, dan siap untuk berangkat. Ku kayuh pedal sepedaku sambil mendengarkan lagu dari telepon genggamku dan melihat-lihat jalanan yang ramai oleh kendaraan. Setelah sampai, ku taruh sepeda dan mulai berlari kecil memutari taman kota. Namanya juga hari libur, pasti lebih ramai dari hari biasa karena orang-orang yang sudah bekerja pasti hanya punya waktu senggang saat hari libur jadi di manfaatkan untuk berolahraga. Setelah satu jam beraktivitas, aku memutuskan untuk duduk di bangku taman dan menikmati bekal yang ibuku telah siapkan. Menggunakan fasilitas yang ada di tempat tinggal kita seperti taman kota memang begitu menyenangkan karena kita dapat menikmati indahnya alam dan bersosialisasi dengan sesama penduduk disini. Saat suapan roti terakhirku datanglah seseorang dan langsung menempati bangku yang sedang aku duduki.
Dia memberi salam tanda meminta ijin untuk duduk disampingku, aku menoleh untuk memberi salam. Namun.. bukannya langsung menjawab salamnya aku hanya bisa terdiam dan tidak berkutik sedikitpun. Itu karena orang yang memberiku salam tadi adalah orang yang beberapa waktu lalu sempat membuat pikiranku tidak karuan. Dengan menjawab salam terbata-bata aku langsung mengembalikan posisi duduk ku seperti semula namun aku merasa bangku yang aku duduki ini lebih kaku dari sebelumnya atau mungkin ini efek dari orang tersebut??
Ku lihat jam tangan, waktu menunjukkan pukul 08.50 pagi, aku biasanya sudah menuju tempat parkir sepeda dan bergegas pulang kerumah. Tapi ini?? Semakin aku melihat jam semakin aku merasa waktu berjalan sangat lama, dan aku merasa tidak bisa berkutik dan seperti orang yang salah tingkah dan tidak jelas. Orang itu masih sibuk dengan gadgetnya dan headset di telinganya. Jantung ku terasa berdebar-debar melebihi waktu pertama kali aku melihatnya di taman itu mungkin karena aku melihatnya dari kejauhan dan tidak sedekat ini. Sudah tak terhitung banyaknya keringat yang keluar, mungkin melebihi keringat atlit lari. Aku semakin bingung dalam bersikap, padahal di lain sisi dia tenang sekali. Dan akhirnya aku memutuskan untuk pergi dengan langkah yang ku coba perbesar dan berusaha tidak melihat ke belakang untuk apapun yang terjadi.
Sampai lah aku di tempat parkir sepeda, lega rasanya lepas dari kejadian tadi. Aku menenangkan diri sejenak dengan menarik nafas dalam-dalam. Lalu ku buka gembok sepeda dan mengeluarkannya. Bugh! Aku terjatuh dan saat aku melihat ke atas ada seseorang yang sedang menopangku, aku langsung tersentak dan berdiri.
“Kamu baik-baik saja?”
“Oh, ya, semuanya baik-baik saja.”
Dia pun membantuku untuk mengangkat sepeda, dan dia berkata kalau dia hanya ingin mengembalikan botol minum yang tertinggal di bangku taman. Aku pun mengambilnya dan mengucapkan terima kasih. Berkat insiden tadi, dia memutuskan untuk mengantarkan aku kerumah sambil membawa sepedaku karena katanya tidak enak karena telah membuat aku kaget dan terjatuh. Aku menyetujuinya. Kami berjalan menyusuri jalan kompleks perumahan, dan seketika itu kami mengobrol. Dan aku baru tahu dia juga seumuran denganku, dan sekarang dia sedang kuliah di luar kota namun saat ini sedang ada libur. Dia juga ternyata tinggal di blok sebelah. Kami asyik mengobrol sampai-sampai tidak sadar kalau sudah sampai depan rumahku, akhirnya pertemuan itu berakhir namun tidak sepenuhnya berakhir karena kami merencanakan untuk berolahraga bersama pekan depan dan kami pun sudah bertukar nomor handphone dan juga akun sosial media. Betapa senangnya hatiku, benar-benar dibuat melayang.
***
Setelah bersih-bersih aku langsung membuka handphone dan ku cari akun dia. KETEMU! Aku mencari akun path dan instagramnya, visit profilnya dan aku cari tahu apa saja aktivitasnya. Dan ternyata dia mengikuti berbagai kegiatan di kampusnya, keren! Pikirku. Setelah beberapa saat stalking akunnya aku pun menaruh handphone dan lanjut menonton serial kartun favorit di TV yang tidak boleh terlewat. Saat menonton TV, tiba-tiba aku teringat akan kejadian di taman. Menjadikan aku senyum sendiri dan aku seperti dibuat mabuk kepayang olehnya.
            ***
            Setiap malam aku terus memikirkannya, padahal belum tentu dia juga sedang memikirkanku. Semakin memikirkannya semakin aku merasa bahagia dan senang. Berulang kali wajahnya terbayang di pikiranku, matanya..hidungnya..rambutnya.. semua itu tampak jelas di pikiranku. Apa ini cinta?? Aku tidak tahu pasti, tapi yang aku rasakan saat ini hanya sebuah kebahagiaan dan rasa berdebar setiap mengingat dirinya. Aku penasaran apa dia juga merasakan apa yang aku rasakan sekarang? Karena setelah pertemuan itu dia sama sekali tidak ‘mencoba’ menghubungiku walau itu hanya sekedar menanyakan tentang rencana kami untuk berolahraga bersama. Ya, aku hanya bisa berharap bahwa dia setidaknya memikirkan ku walau sedikit.
***
I’ll be your sun and moon tonight.. I can be what ever you like..
Dering lagu Maroon 5 itu menandakan ada telepon masuk ke handphone ku, ku lihat ternyata nomor dia. Aku lupa memberi tahu namanya, namanya Ricky. Aku sempat bingung untuk mengangkat teleponnya. Sampai akhirnya aku berani untuk mengangkat namun saying dering teleponnya mati, ada rasa kecewa karena terlambat untuk mengangkat teleponnya. Aku menunggu dia menelpon lagi, namun ternyata itu tidak terjadi. Bodoh sekali aku sampai melewatkan moment yang langka tersebut tapi sayang semua sudah terjadi dan dia tidak menelpon lagi. Ini membuat aku menjadi kepikiran dia lagi, bagaimana tidak, aku yang sedang memikirkannya tiba-tiba mendapat telepon dari Ricky tapi aku tidak mengangkatnya. Mungkin sekarang dia berpikir kalau aku ini orang yang sombong atau apapun yang membuat pamorku menjadi jelek dimatanya. Sepertinya aku sudah menyerah untuk memikirkan dia lagi, memang terlalu cepat untuk menyerah namun ini memang jalan yang terbaik karena sosok dirinya itu bagaikan sosok yang hanya bayangan.
            ***
Datanglah hari dimana hari ini adalah rencana kami untuk berolahraga bersama. Seperti biasa aku pergi ke taman sendiri tanpa memikirkan dia datang atau tidak. Aku memutari jalur taman kota dengan berlari kecil. Dalam perjalanan, tidak sengaja aku tersandung batu kerikil kecil dan brukk! Ku pergi ke bangku taman karena aku merasa lututku terasa luka. Namun luka ini mungkin terasa tidak terlalu sakit saat aku melihat Ricky sedang berlari kecil dan dia tidak menyadari keberadaanku. Tanpa pikir panjang aku pergi dari taman kota dan pulang kerumah. Sampai dirumah aku mengecheck handphone dan ternyata ada pesan dari Ricky menanyakan tentang rencana olahraga bersama dan itu ternyata dia mengirim pesan setelah aku berangkat ke taman kota. Aku membiarkannya dan ku rawat luka di lututku dengan perban. Pada siang harinya handphone ku berbunyi dan yang menelpon adalah Ricky. Aku mengangkatnya. Dan dia mengatakan bahwa dia menunggu ku di taman namun dia tidak melihatku dimana-mana. Aku menjawab aku baru melihat pesannya ketika aku sudah selesai jogging ditaman. Akhirnya dia memutuskan untuk berkunjung kerumahku setelah dia jogging nanti.
Saat dirumah, aku menghampirinya dan kami mengobrol ringan ditemani makanan dan minuman kecil yang aku hidangkan untuknya. Dia mengatakan kalau waktu itu dia menelpon dan aku tidak mengangkatnya, dia menganggap kalau aku sedang sibuk jadi dia tidak menghubungiku lagi dan pada hari ini ketika kami berencana janjian untuk berolahraga bersama, dia bingung karena aku tidak merespon pesannya sama sekali. Disitu aku merasa bersalah, dan mengklarifikasi tentang apa yang terjadi sebenarnya ketika aku tidak merespon pesannya. Setelah itu kami mengobrol sampai bertukar cerita satu sama lain. Semakin lama waktu berjalan, kami semakin asyik mengobrol sampai tidak sadar kalau jam sudah menunjukkan pukul 12.00 siang dan dia pun pamit untuk pulang.
***


Dari hari itu, kami semakin akrab, saling berhubungan lewat akun media sosial dan pada akhir pekan kami selalu berolahraga bersama. Semua hal tentang dirinya begitu terasa sama denganku. Kami berbagi kegiatan maupun hobi kami. Semua ini seperti mimpi, dari yang hanya sekedar mengagumi dari belakang, berkenalan, dan sekarang menjalin suatu hubungan yang lebih spesial. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, namun aku tahu sesuatu bahwa aku beruntung memilikinya saat ini. Berbagi waktu bersama baik senang maupun dalam duka. Dan aku berharap dapat berbagi hidup dengannya sampai aku mati bersamanya. 

2.3.15

Hanya menurut pengalaman semata

Awal SMA gue naik angkot untuk ke sekolah, sampai sekarang gue kuliah angkot menjadi transportasi gue. Ada banyak hal yang gue alami ketika pertama kali pakai angkot untuk ke sekolah. Dari yang kepentok pintu angkot sampai kepala gue benjol (serius -_-), dempet-dempetan sama penumpang lain atau kadang sama barang bawaan penumpang, gak dapet tempat duduk karena ada dua faktor yaitu penumpang yang males geser dan supir yang memaksakan angkotnya yang sudah overload. Yang pernah lagi bau acem-nya pede banget naik angkot tanpa mikir penumpang di angkot, tidur di angkot karena adek lelah bang.. :D cuma ya untungnya gak sampai kebablasan, sampai kalo lagi sepi serasa angkot itu milik gue, mau gue gimana aja elos wae hahaha
Oh ya kalo sekarang gue mau bagi tentang pengamatan iseng tentang angkot, bukan tentang supir angkot yang ugal-ugalan ini tentang “pengendara motor dan ekspresinya”. Kalo diperhatiin lucu juga merhatiin ekspresi orang yang diluar angkot baik itu pengendara atau ketika angkot berhenti di depan mereka. Ini ada 5 tipe yang gue dapat dari hasil observasi ^_^

1.       Datar
Naaah, kalo ekspresi yang pertama ini biasa nya timbul dari bapak-bapak. Ya namanya lagi berkendara kan harus fokus, kalo salah perhitungan sedikit toh ya bakal beresiko. Ekspresi ini gue setuju banget, dari pada ugal-ugalan atau ngebut yang bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain lebih baik fokus ke jalanan, kan?
2.       Lirikan
Lirikan matamu menarik hati… uhuy.. kadang kala pengendara motor yang berada dibelakang angkot suka lirik-lirik kepo gitu, ada yang lirikan nya cuma mau liat aja penuh apa nggak diangkotnya atau lirikan nya berulang kali dan entah apa maksudnya, mungkin karena gue lagi merhatiin dia terus dia nya kepo gitu lirik lagi lirik lagi biar tau yang lagi liatin dia siapa gitu? Ckck   
3.       Serius
Ngeri banget yang ini, hampir sama kaya ekspresi “datar” tadi, tapi ini garis wajahnya lebih tegas dan memberi kesan kalo kita jangan liatin dia kalo gak dia bakal pelototin kita. Uuuuh serem.. tapi itu sih yang ada di pikiran gue, soalnya selama observasi, ekspresi ini sering gue temuin sama bapak-bapak berseragam loreng. Mungkin karena mereka emang sudah dibentuk karakternya seperti itu kali ya. Yang terpenting safety dalam berkendara!
4.       Sok cool
Kadang suka ketawa sendiri kalo liat ekspresi yang ini, makin diliatin makin sok cool. waktu itu gue lagi liat pengendara yang gue perkirakan itu sama seperti gue seorang mahasiswa, gue liatin, dia ngelirik, gue masih liatin, dia ngelirik lagi, dan gue still look at him and then.. dia memperlambat laju motornya dan gue pun beralih melihat keadaan pak supir dan saat gue balik lagi liat belakang ternyata dia ada lagi dibelakang, you know what he do then? Dia lirik gue yang saat itu lagi liat dia dan dia langsung ngeluarin kaca mata kece nya dan langsung pake depan gue. Anjrit! Itu beneran gue tahan mulut gue biar ga ngeluarin suara tapi gabisa, duuuh sampai gue tutupin muka gue pake tas yang gue pangku itu. orang sebelah gue dan depan gue ngerasa heran tapi biarin lah ya orang bikin geli sendiri :D
5.       Salah tingkah
Ini ekspresi yang terakhir yang gue amati, kalo tadi bikin gue ngekek sekarang malah bikin iyuuuh.. yang gue heran yang “serada” itu kadang pengendara yang masih muda ya seumuran gue atau dibawah gue tapi kadang ada aja orang yang berumur cuma gak parah lah. Ini ceritanya gue pulang dari kampus, dan seperti biasa naik angkot, mood gue saat itu lagi buruk, pas gue natap belakang mobil gue sama sekali gak ada selera, liat pemandangan jalanan seakan seperti angin, lewat begitu aja. Sampai ada satu motor yang mendekat keangkot dan gue gak berharap menemukan apa-apa sama si pengendara itu, at the moment gue sempet lirik dia, dan rasanya dia juga lirik ke gue, pas gue lirik lagi… dia meluncurkan senyum ke gue, sok manis banget sih ini orang pikir gue. Tapi pas sampai pulang gue heran sendiri, ada ya yang sempet-sempetnya kayak gitu.

Ya itu sebagian dari ekspresi yang timbul dari pengendara kendaraan roda dua saat berada di jalanan tepatnya saat berada dibelakang angkot. Rencananya gue mau pengamatan yang lain, entah itu penumpangnya atau topik lain yang ada dikehidupan gue sehari-hari. Gue cuma mau berbagi apa yang gue liat dan gue rasakan, siapa tau bukan cuma gue yang mengalami kayak gitu.